[Review] Random: Payudara Sebelum Lusa

Random: Payudara Sebelum Lusa (plus karya saya di dalamnya ehehehe ^^)

Random: Payudara Sebelum Lusa (plus karya saya di dalamnya ehehehe ^^)

Sebenarnya, saya sudah pernah menulis review singkat Random: Payudara Sebelum Lusa ini via Twitter. Tapi belum afdol kalo’ ndak dimasukin ke blog hehehe

Seperti yang sudah pernah saya ceritakan di sini, Random: Payudara Sebelum Lusa adalah sebuah antologi cerpen yang dihasilkan dari sebuah lomba menulis yang diselenggarakan Nulis Buku Club Institut Pertanian Bogor (@NBC_IPB) pada bulan Februari 2013 lalu. Ada lima belas cerpen dari dua belas penulis di buku ini, termasuk saya yang menyumbang dua judul, yaitu Lukisan Tanpa Warna Merah dan Ruang 23.

Saya tidak pandai menilai sebuah karya, menilai dari sisi yang detil dan sebagainya, atau mereview buku, apalagi antologi seperti ini. Karena ceritanya beragam dan tentu setiap penulis memiliki gaya bahasanya sendiri. Tapi ada beberapa cerita yang menjadi favorit saya.

  • Payudara Sebelum Lusa (Imam Solikhi): Cerita ini menjadi pemenang pertama lomba menulis Random 2. Dari judulnya saja sudah membuat semua orang penasaran sebenarnya cerita ini tentang apa. Dan menurut saya, cerpen ini memang juara! Ada sebuah paradoks yang ingin disampaikan pada pembaca. Bahwa payudara yang telah menghidupi anak-anak dengan air susunya, justru menjadi penyebab kematian dengan cara yang cukup menyedihkan. Meskipun pada kalimat terakhir cerita ini, saya lebih sreg jika menggunakan kata ‘kami’ daripada ‘kita’, tapi secara keseluruhan, Payudara Sebelum Lusa ini daebak! Pesan saya pribadi setelah membaca cerpen ini adalah mari budayakan SARARI (perikSA payudaRA sendiRI) sebagai deteksi dini kanker payudara.
  • Yakuza (Eka Prasetyani): Apa yang terjadi pada Yasu dan keluarganya pasti banyak juga terjadi di negeri kita sendiri. Mungkin justru lebih memprihatinkan. Bahwa kemiskinan itu menjerumuskan. Cerita ini mengalir dengan sederhana dan enak dibaca.
  • Beras (Rosi Lutfi): Menggunakan ‘ayam’ sebagai metafora manusia yang mengais-ngais ‘makanan’, menurut saya, keren. Lagi-lagi, kemiskinan itu menjerumuskan. Kemiskinan bisa membuat orang-orang kehilangan logika. Kemiskinan bisa memisahkan seorang perempuan dari belahan jiwanya. Dan perempuan, di dalam cerita ini, digambarkan sebagai percontohan perempuan pada umumnya yang merelakan segala hal demi kemuliaan keluarganya (“Meski hati telah kami pautkan sejak lama. Aku berjuang dan rela meski seandainya nanti harus menggelandang. Karena sejak turunnya kakiku dari bus itu, tekad telah tertancap kuat dalam batinku – akan kuserahkan hal yang lebih berharga dari seisi dunia ini pada dunia dan juga pada anak-anakku”). Meskipun akhir dari cerita ini cukup ‘nggantung’, tapi saya suka.
  • Matahari Senja di Minggu Pagi (Indah Arifallah): Satu kata: manis. Dari ide, gaya bertutur serta ending yang dipilih, semuanya manis dan membuat pembacanya tersenyum lega.
  • Sang Pesaing (Reni Indrastuti): Cerita ini sederhana, tapi mungkin sangat sering terjadi pada masing-masing orang, terutama sejak adanya jejaring sosial bernama Facebook. Tentang rasa iri dan hasrat ingin bersaing dengan orang lain. Padahal, urip iku sawang sinawang.
  • Waris (Suguh Kurniawan): Cerita yang menarik. Karena memang akhir-akhir ini saya sering sekali mendengar cerita menyedihkan tentang sengketa waris yang sepertinya kurang manusiawi, sama seperti bagaimana sikap Purnama dan Angga terhadap Kus. Tidak perlu diragukan lagi, semua karya dari Mas Suguh ini te-o-pe be-ge-te. Bagus. Secara beliau adalah penikmat sastra yang sudah seriiing sekali menulis untuk media massa nasional seperti Media Indonesia, Kabar Indonesia, Republika Online, dan sebagainya dan sebagainya dan sebagainya (kalo’ ditulis semua, takut ndak muat halaman blognya).
  • Pria Berkulit Pucat (Lidya Pawestri): Sejak awal, saya digiring untuk berpikir bahwa mungkin ini adalah cerita tentang cinta berbeda usia. Memang benar. Tapi tetap saja, endingnya DANG! Twist yang oke sekali. Dan manis. Betewe, Mbak Lidya ini keren, loh. Ada tiga karyanya yang masuk di buku Random ini! Doi juga nulis bareng sayah di Antologi Cinta ^^
  • Sang Ego (Wahyu Budi Nugroho): Membaca cerita ini, satu hal yang pertama kali terlintas di otak saya adalah penulisnya pasti sudah sangat berpengalaman dalam dunia tulis-menulis. Lana, seorang mahasiswa yang cerdas luar biasa. Digambarkan sebagai laki-laki yang bebas, mandiri, jenius, unik dan sedikit gila. Bagi saya, cerita ini seakan tanpa konflik. Tapi tetap menarik untuk dibaca. Well, pengalaman ndak dapat menipu. Membaca biodata singkatnya membuat saya cukup iri ehehehe… Btw, stok laki-laki seperti Lana masih ada ndak, ya… :p

Selain nama-nama di atas, ada Mbak Amanatia Junda, seorang mahasiswi ilmu komunikasi UGM yang sering menjuarai sayembara menulis; Teteh Assrianti, mahasiswi IPB pecinta travelling yang karyanya diterbitkan bersama antologi Kumpulan Cinta Paling Mengharukan; dan Mbak Hana Adiningsih yang masih belia dan mencintai fiksi..

Buku Random: Payudara Sebelum Lusa ini terdiri dari 195 halaman. Diterbitkan secara indie oleh NulisBuku, dan bisa dipesan dengan mengirimkan email berisi nama, alamat, nomor telepon, judul dan jumlah buku yang akan dipesan ke admin@nulisbuku.com.

Yak. Demikian review singkat saya tentang Random: Payudara Sebelum Lusa. Meskipun buku ini diproduksi secara indie, tapi saya bahagia dan bangga telah bersanding dengan orang-orang yang kompeten di bidang sastra seperti sebelas orang di buku ini (karena saya masih sangat amatir sekali hehehe).

Semoga menginspirasi dan selamat membaca ^^

***

Malang, June 25th 2013

  1. wah jadi penasaran ngebacanya mbk

  2. sepertinya menarik nih… 😀 apalagi cerita juaranya… penasaran.

    • Ayo dibeli, Kaaak ^^

      • di nulisbuku ya?

      • Iya, Kak. Di NulisBuku ^^

      • seeep. jadi dah 3 buku nih di nulisbuku. 🙂

      • Baru satu ini, Kak hehehe
        *malu*

      • maksudku dah ada 3 buku yang ingin dibeli di nulisbuku. 😀

      • Kyaaa *malu beneran*
        btw, kumcer Perempuan Dalam Cerita juga bagus2, Kak. Di nulisbuku juga. Cuma saya belum sempet bikin reviewnya hehehe :p

      • wah .. ayo dong bikin reviewnya. jadi bisa tahu tentang apa.

      • Yaaa kapan2 kalo ndak males :p

  1. July 17th, 2013

Saya sangat menerima kritik, saran dan kasih sayang