Orang Baru
Aku adalah orang baru di sini. Benar-benar baru, maksudku. Aku sampai di tempat ini sekitar dua puluh menit yang lalu. Bahkan saking barunya, sekarang aku sudah lupa cat rumah ini berwarna hitam atau kelabu.
Di antara perhatian pada rumah baruku, tiba-tiba terdengar suara gedebak-gedebuk yang sangat keras dari rumah tetangga sebelah kananku. Ada apa?
Kemudian, ada yang menangis. Tangisannya begitu menyayat, seakan-akan orang itu minta diampuni. Lalu suara gedebak-gedebuk terdengar lagi. Perlahan, tangisan tadi bertransformasi menjadi teriakan yang sangat memilukan hati.
Ada apa ini? Mendengarnya saja, jantungku seakan dirampas dan diremas-remas. “Hentikan… Hentikan… Jangan pukul lagi. Jangaaan…” racaunya.
Bulu kudukku bergidik. Ngeri.
Belum hilang kengerian itu, tiba-tiba tetangga sebelah kiriku meraung-raung. Suaranya serak, hingga terdengar semacam serabut halus yang hampir putus. Teriakannya lebih mengiris perasaanku. Seakan ada sebilah pedang yang digoreskan perlahan ke kulitku yang telah berlumur cairan asam di tiap desibel suaranya yang melengking.
“Sakiiit… Sakiit…”
Belum sempat aku sadar akan perasaan takut yang meraja, terdengar sesuatu yang berdesis dari sana. Seperti besi berair yang dicelupkan ke dalam bara.
Ngeri. Ini mengerikan.
Aku tak pernah membayangkan akan tinggal di lingkungan seperti ini. Atau jangan-jangan, aku salah tempat?
Tapi tiba-tiba, ruangan tempatku beristirahat melengang. Aura ini menyiratkan, seakan ada zat tak kasat mata yang datang. Aku menahan napas. Kuamati sekitar dengan pandangan awas.
Sebuah cahaya menyeruak di depan mataku. Cahaya yang sangat menyilaukan. Bahkan mataku sampai terpejam sempurna karena pupilku tidak mampu menerima cahayanya.
Diam-diam aku merasakan, ada sesuatu yang melayang-layang di dekat telinga kiriku. Entah apa namanya, tapi ia membisikkan sesuatu.
“Man Rabbuka?*”
Apa?
“Man Rabbuka?”
Oh. Maaf. Aku tidak tahu jawabannya.
Suara teriakan yang melengking terdengar lagi. Kali ini, dari mulutku sendiri.
***
Malang, May 9th 2013
* Man Rabbuka: Siapa Tuhanmu?
**Menjawab tantangan Kak Jia Effendie tentang ‘nguping’.
Aih, ternyata. KEREN! :’)
Tengkyu, Am. Yuk ikutan nguping. DLnya besok tapi T.T
*Merenung*
Mudah2an, ‘kelak’ kita bisa njawabnya ya… *tiba2 merinding*
Nah, ini keren pake banget π
Hehehe makasih, Irfan
Akhirnya nemu juga ide yg beda xD
huwahhh…. kereeeen !
Maturnuwun sudah mampir, mbak Orin ^^
ah, keren. Tentang Kuburan rupanya.
kirain pertama orang baru pindahan, eh rupanya tentang alam kubur. mantap kak. (y)
Terima kasih sudah mampir :”>
sama-sama kak. π
ditunggu tulisan selanjutnya ya. :))
TOP……….!!!
suka sama ide yang ini dok
#kena banget#
Tengkyu, Dok. Tumben2an nih muncul ide beginian hehehe ^^
keren… , bisa jadi tempat berguru nih..he2, salam kenal
Salam kenal, Mbak Nova. Saya masih pemula. Belum bisa menggurui siapa-siapa T.T
Makasih sudah mampir dan meninggalkan jejak aksara, ya :”)
Aku adalah orang baru di sini. Benar-benar baru, maksudku. —>> dari sini udah curiga klo ini ngomongin kuburan
Waduh, ndak seru sejak awal dong berarti T.T
merindinggg ….. idenya bagus ^^ – Salam kenal.
Makasih sudah mampir ^^
Salam kenal juga yaaaa
Keren banget sih iniiiiiiii!
Aku mereka-reka ini pindah kemana gitu *pengen meluk noichil saking gemesnya*
Hwaaa makasih, Mbak Mayyaaa… *peluk* *terharu* :”>
Hehehe
Makasih sudah mampir, Jia ^^